Langsung ke konten utama

Fatherless: Ketika Kehadiran Bapak Hanya Sekadar Hadir

                               https://pin.it/6RCwbmz

Butuh keyakinan dan kekuatan yang kuat buat nulis ini. 
Gua tahu istilah fatherless tuh belum lama, dan ternyata wah yang gua rasain selama ini tuh fatherless deh. Belum lama ini kan ada tuh survei yang mengatakan kalau di Indonesia tingkat fatherless tuh banyak banget. Jadi, ya wow gitu ternyata fenomena fatherless ini banyak dialami oleh kebanyakan anak bahkan sampai anak itu udah ga disebut anak-anak lagi alias udah dewasa.

Menurut cnn.indonesia fatherless adalah kondisi di mana seorang anak yang tumbuh bersama ibunya tanpa kehadiran ayah baik secara fisik atau psikologis. Nah keadaan seperti anak yatim itu bisa disebut fatherless. Bukan cuma anak yatim, ternyata jika keadaan seorang anak, orang tuanya masih komplit tapi yang mendominasi kehidupan pertumbuhan mereka itu cuma ibu, juga bisa disebut fatherless. Maksudnya gimana sih weh? Jadi, jika selama fase pertumbuhan seorang anak, selama hidupnya dia nggak merasa kehadiran seorang ayah, atau bisa dibilang kehilangan sosok figur ayah padahal ayahnya secara fisik itu masih ada, itu namanya fatherless.

Sebenarnya fenomena seperti ini banyak sekali terjadi di Indonesia, tapi mungkin kadang kurang di-show up sehingga masalah ini kurang disadari sama masyarakat kita. Gua bisa dibilang fatherless juga ngga si? Alhamdulillahnya bapak gua masih ada dan masih sehat. Cuma ya itu, ternyata kehadiran bapak di fase-fase hidup gua tuh kayak berasa kurang gitu. Nggak memungkiri, memang seorang bapak adalah berkedudukan sebagai kepala keluarga, yang bisa menafkahi keluarganya. Nah, tapi bukan berarti kejadian ini tuh harus diwajarkan, bukannya emang anak tuh diasuh oleh kedua orang tua ya? Bisa jadi karena tradisi sih ya, kalau anak tuh uruasan ibu, fiks ga bisa diganggu gugat. Woi, padahal kan enggak. Jadi antara bapak sama ibu harusnya bisa balance. Ga boleh kalau salah satu aja yang mendominasi anak juga butuh figur ayah dan juga figur ibu. Gampang amat elah gua ngomong begini ya? Gua juga belum pernah jadi orang tua, jadi ya pemikiran gua masih sebatas itu.

Tau ga sih, dampak dari fatherless tuh berpengaruh banget loh sama tumbuh kembang anak sampai dia dewasa. Harusnya bapak bisa jadi seorang panutan, tapi karena saking sibuknya anak ini bisa jadi kehilangan panutan, bingung mau mencari contoh panutan ke siapa, bingung mau menangani masalah seperti apa, bingung mau nyari sudut pandang hidup dari siapa aja. Hidupnya bakal serasa ada yang hilang. 

Selagi bisa berubah dan sadar, maka harapannya para orang tua ini bisa mengasuh anak-anaknya dengan porsi seimbang.  Harusnya kalau mereka siap menikah dan menjadi orang tua mereka juga siap untuk mengasuh anak-anak mereka ini dengan seimbang, tanpa ada peran yang mendominasi. Ketika semua itu seimbang, anak pasti bisa merasa cukup dengan kasih yang diberikan oleh kedua orang tuanya.

Untuk kita yang belum menjadi orang tua, maka fenomena ini juga bisa jadi pembelajaran buat kita. Ngasuh anak nggak segampang itu ternyata, selain cari nafkah, cari waktu luang buat anak itu juga prioritas yang ga bisa diganti dengan apapun. Walaupun waktu luang itu nanti isinya cuma sekadar cerita tentang anak yang tadi jatuh, dapet nilai B atau yang cerita tadi pas presentasi ga bisa jawab pertanyaan. Gapapa, serius gapapa. Buat anak, momen seperti itu udah cukup membahagiakan.

Kadang orang tua nggak sadar kalau bahagianya seorang anak itu bukan karena diajak liburan tapi sekadar berbagi cerita itu adalah rezeki yang luar biasa. 

Untuk yang sudah menjadi dan yang mau menjadi orang tua, semoga kalian membaca ini. Semoga ketika kita memutuskan untuk punya anak kita juga udah punya persiapan yang bener-bener mateng, bukan setengah mateng. Untuk para bapak-bapak maupun calon bapak-bapak, sekalipun kewajiban kalian adalah mencari nafkah, tolong banget jangan sampai anak kalian kehilangan figur bapak. Jangan karena kesibukan cari duit, nih anak-anak jadi fatherless ya. Ini masalah serius, yang dampaknya juga serius.

Semoga kita bisa jadi orang tua yang memberikan kasih secara utuh dan seimbang. Supaya hidup anak-anak ini seimbang dan tidak njomplang. Dunia ini sudah terlalu njomplang masa iya kita membiarkan anak-anak ini survive dengan bekal kasih sayang yang njomplang.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Kalau Kita Hanya Menjadi Sebuah Opsi?

https://pin.it/6C4QQF7J1 Siapa kira bahwa setiap manusia bisa menjadi sebuah opsi di kehidupan manusia lain? Menjadi pilihan dari sejumlah alternatif, atau dalam penggunaan bahasa sedihnya bukan menjadi tujuan utama seseorang. Cukup menyedihkan jika terlalu dalam dipikirkan. Menerima fakta jika kita hanya menjadi opsi saat tujuan utama belum bisa digapai. Menerima fakta jika kita hanya menjadi tempat singgah saat tujuan utama belum bisa menjadi sungguh.  Rasanya menyalahkan orang lain yang tidak mau menjadikan kita tujuan utama juga tidak benar. Mungkin hati kita yang terlalu berharap, supaya kita bisa menjadi tujuan utama dan bahagia bersama selamanya. Tapi ternyata cuma angan semata, ketika kita tahu fakta sebenarnya. Lalu, setelah tertampar fakta yang nyata itu... apa sebaik-baik hal yang harus dilakukan? Jika logika berjalan waras, disuguhi fakta sedemikan rupa dan menyadari bahwa kita hanya menjadi pilihan, akan lebih baik jika kita menyudahi semua. Namun, meninggalkan semuany...

Kenapa Ya, Menulis itu Lebih Lancar Kalau Kita Lagi Ga Baik-Baik Aja?

Ini sebenarnya salah, seharusnya menulis itu bisa dilakukan dalam kondisi apapun. Bukan di saat kita sedang ga baik-baik aja, bukan di saat diri kita ga punya siapa-siapa buat cerita, bukan di saat kita menganggap seluruh orang di dunia ini menyebalkan, bukan di saat kita nangis di pojokkan kamar karena merasa sendiri dan ngga ada siapa-siapa yang mau mengerti kita, bukan di saat kita marah karena terlalu lelah menghadapi kebijakan pemerintah yang makin ngawur setiap harinya. Harusnya menulis bisa dilakukan kapan pun entah apapun kondisinya. Tapi kalau gue berpendapat menulis itu akan lebih lancar ketika kita sedang ga baik-baik aja. Alasannya? Ketika kita sedang ga baik-baik aja dengan kehidupan kita, banyak emosi yang lama sekali kita timbun di dalam hati kecil ini yang kapan saja bisa meledak tanpa kita tahu di waktu kapan ia akan meledak. Lalu kenapa bisa jadi lancar? Karena dengan menulis entah apapun itu jadi satu perantara menyalurkan emosi kita yang sudah lama sekali kita penda...