Langsung ke konten utama

Katanya People Come and Go yang Akhirnya Kita Bakalan Sendiri, tapi Bisa Ngga Sih Kalau Akhirnya Kita Ga Sendiri?

 

https://i.pinimg.com/564x/72/19/5b/72195b94a2463c7a3dadc2ebdcc03f84.jpg
 

Akhir-akhir ini kalimat people come and go sering banget lewat di timeline X, Instagram dan akun-akun media sosial lainnya. Bukan akhir-akhir ini, tapi udah dari tahun lalu juga. Sebenarnya arti dari kalimat bahasa Inggris ini apa sih? Menurut sebuah artikel yang pernah gue baca “People come and go” ini berarti orang yang datang dan pergi. Nah sepenangkap gua People come and go” ini, adalah di mana suatu kondisi yang bakal kita alami secara berkelanjutan yang mana tiap orang yang kita kenal itu akan berada di beberapa masa di hidup kita, dan pada akhirnya dia juga akan pergi dari masa-masa hidup kita buat melanjutkan kehidupan yang baru dengan orang-orang yang baru pula.

Gua rasa “People come and go” ini sama halnya dengan kalimat “Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya”. Emang di kehidupan kita yang seperti roller coaster ini pasti bakal ada penumpang-penumpang yang pada suatu saat akan turun dan meninggalkan roller coaster itu.

Sepengalaman gue selama hidup 24 tahun ini, fase ini selalu ada tiap jenjang kehidupan gua. Baik dari kecil maupun sampai segede ini. “People come and go” bukan cuma tentang orang yang ninggalin kita selama-lamanya tapi ketika orang itu udah benar-benar memutuskan kehidupan baru tanpa kita lagi. Rela atau enggak tapi kehidupan berjalan bukan semau kita, kita cuma bisa ikut yang membuat alur kehidupan ini.

Kadang gue ngerasa belum siap ketika seseorang meninggalkan gua padahal sebenernya gua masih butuh dia. Tapi kadang juga kita ga sadar kalau kita ga bisa memaksakan hal itu. Biarpun sedikit sakit nanti juga bakal sembuh, katanya “People come and go” berarti setelah ini bakal ada orang baru yang datang (?).

Intinya sih, siapapun orang yang pernah hadir di kehidupan kita pasti ada alasannya pasti ada maknanya, dan juga pasti ada kenangannya. Gue ga bisa jelasin satu-satu setiap fase apa yang gue alami dan sama siapa aja, tapi yang pasti selama fase kehidupan ini orang-orang bakal datang dan pergi di kehidupan kita. Jadi nikmati selagi kita masih bisa bersama orang-orang itu. Karena setiap orang itu ada masanya dan nggak akan mungkin masa itu terulang dua kali.

People come and go sebenernya apa bikin kita jadi merasa sendiri? Menurut pandangan gue sih iya, karena beberapa orang terdekat kita mungkin akan pergi dan memulai kehidupan barunya, tapi ga selamanya kita bakal sendiri. Gue percaya itu, Tuhan menciptakan kita tuh berpasang-pasangan, jadi sebanyak apapun orang yang datang dan pergi di kehidupan lo pasti bakal ada masanya lo akan menemukan orang yang akan tetap tinggal di kehidupan lo. Ga perlu khawatir, walaupun kadang gue juga ketar-ketir kenapa rasanya dunia ini rasanya sepi kalau gue keseringan sendiri.

Udah ah, yang penting kita yakin kalau pada akhirnya kita nggak bakal sendiri dan fase “People come and go” itu wajar adanya. Yakin sama skenario yang telah dibuat tapi  jangan lupa tetep berusaha biar selalu bisa berinteraksi sama sesama manusia, jangan sama kucing mulu. Hahaha.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Kalau Kita Hanya Menjadi Sebuah Opsi?

https://pin.it/6C4QQF7J1 Siapa kira bahwa setiap manusia bisa menjadi sebuah opsi di kehidupan manusia lain? Menjadi pilihan dari sejumlah alternatif, atau dalam penggunaan bahasa sedihnya bukan menjadi tujuan utama seseorang. Cukup menyedihkan jika terlalu dalam dipikirkan. Menerima fakta jika kita hanya menjadi opsi saat tujuan utama belum bisa digapai. Menerima fakta jika kita hanya menjadi tempat singgah saat tujuan utama belum bisa menjadi sungguh.  Rasanya menyalahkan orang lain yang tidak mau menjadikan kita tujuan utama juga tidak benar. Mungkin hati kita yang terlalu berharap, supaya kita bisa menjadi tujuan utama dan bahagia bersama selamanya. Tapi ternyata cuma angan semata, ketika kita tahu fakta sebenarnya. Lalu, setelah tertampar fakta yang nyata itu... apa sebaik-baik hal yang harus dilakukan? Jika logika berjalan waras, disuguhi fakta sedemikan rupa dan menyadari bahwa kita hanya menjadi pilihan, akan lebih baik jika kita menyudahi semua. Namun, meninggalkan semuany...

Kenapa Ya, Menulis itu Lebih Lancar Kalau Kita Lagi Ga Baik-Baik Aja?

Ini sebenarnya salah, seharusnya menulis itu bisa dilakukan dalam kondisi apapun. Bukan di saat kita sedang ga baik-baik aja, bukan di saat diri kita ga punya siapa-siapa buat cerita, bukan di saat kita menganggap seluruh orang di dunia ini menyebalkan, bukan di saat kita nangis di pojokkan kamar karena merasa sendiri dan ngga ada siapa-siapa yang mau mengerti kita, bukan di saat kita marah karena terlalu lelah menghadapi kebijakan pemerintah yang makin ngawur setiap harinya. Harusnya menulis bisa dilakukan kapan pun entah apapun kondisinya. Tapi kalau gue berpendapat menulis itu akan lebih lancar ketika kita sedang ga baik-baik aja. Alasannya? Ketika kita sedang ga baik-baik aja dengan kehidupan kita, banyak emosi yang lama sekali kita timbun di dalam hati kecil ini yang kapan saja bisa meledak tanpa kita tahu di waktu kapan ia akan meledak. Lalu kenapa bisa jadi lancar? Karena dengan menulis entah apapun itu jadi satu perantara menyalurkan emosi kita yang sudah lama sekali kita penda...

Fatherless: Ketika Kehadiran Bapak Hanya Sekadar Hadir

                               https://pin.it/6RCwbmz Butuh keyakinan dan kekuatan yang kuat buat nulis ini.  Gua tahu istilah fatherless tuh belum lama, dan ternyata wah yang gua rasain selama ini tuh fatherless deh. Belum lama ini kan ada tuh survei yang mengatakan kalau di Indonesia tingkat fatherless tuh banyak banget. Jadi, ya wow gitu ternyata fenomena fatherless ini banyak dialami oleh kebanyakan anak bahkan sampai anak itu udah ga disebut anak-anak lagi alias udah dewasa. Menurut cnn.indonesia fatherless adalah kondisi di mana seorang anak yang tumbuh bersama ibunya tanpa kehadiran ayah baik secara fisik atau psikologis. Nah keadaan seperti anak yatim itu bisa disebut fatherless . Bukan cuma anak yatim, ternyata jika keadaan seorang anak, orang tuanya masih komplit tapi yang mendominasi kehidupan pertumbuhan mereka itu cuma ibu, juga bisa disebut fatherless . Maksudnya gimana sih...